Senin, Desember 28, 2015

Cara Mengeluarkan Kapas yang Tertinggal di Dalam Telinga

Cara Mengeluarkan Kapas yang Tertinggal di dalam Telinga - selamat malam sobat d'phedzt semua. Pada kesempatan ini saya akan berbagi tips dan pengalanan saya saat cotton bud yang saya gunakan untuk membersihkan telinga tertinggal di dalam telinga. Membersihkan telinga dengan cotton bud adalah hal yang lumrah di kalangan kita, yang tidak biasa adalah jika kapas dari cotton bud tersebut tertinggal di dalam telinga kita. Banyak dari kita jika mengalami hal tersebut langsung merasa panik dan pergi ke dokter.

Rabu, Desember 23, 2015

ABOUT ME



Hallo, saya Dwi Yuliati

Seorang perempuan yang hobi membaca, suka banget sama bulutangkis, suka juga nguprek-uprek angka karena kerjaanya tiap hari selalu berhubungan dengan angka..hehehe

Penikmat buku yang sedang belajar menulis

Suka minum susu, makan snack dan coklat 

Saya bisa dihubungi melalui email

Sabtu, Desember 12, 2015

Cara Memotong atau Memenggal Artikel pada Blog dengan READ MORE atau Baca Selengkapnya


Cara Memotong Artikel di Blog dengan READ MORE atau BACA SELENGKAPNYA -  Selamat malam sobat blog d’phedzt, pada kali ini saya akan membagikan cara bagaimana agar postingan di blog kita dapat dipenggal atau dipotong di bagian kalimat atau kata tertentu.
Pada kebanyakan artikel atau postingan biasanya ada yang memposting dengan banyak sekali isinya. Coba bayangkan jika dalam satu blog terdapat banyak postingan yang isinya panjang-panjang dan tidak di penggal kalimatnya. Tentunya akan membuat tampilan di blog kita kurang dinamis. Bisa saja pengunjung blog akan mencari informasi yang lain di blog kita, tetapi karena melihat tampilan di postingan kita yang panjang dan tidak disesuaikan membuat pengunjung blog langsung menutup blog kita.

Jumat, Desember 11, 2015

Rahasia Mengetik 10 Jari



Rahasia Mengetik 10 Jari - Pernahkah sobat melihat orang yang mengetik dengan 10 jari ? Sepertinya mengasikkan bukan bisa mengetik tanpa melihat keyboard. Jangan berkecil hati jika sobat saat ini masih belum bisa mengetik dengan 10 jari. Disini saya akan membagikan rahasianya
untuk sobat semua. Kalau sobat tau rahasianya, mengetik dengan 10 jari pun bisa sobat lakukan, tapi tentunya dibutuhkan latihan dan ketekunan dari sobat semua.

Rabu, Desember 09, 2015

Jangan Sepelekan Penyakit Tifus


Jangan Sepelekan Penyakit Tifus - Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya waktu saya sakit tifus. Sakit yang saya alami kurang lebih terjadi setahun yang lalu. Awalnya sih saya hanya mengira kalau penyakit saya hanya masuk angin biasa. Tapi ada keanehan yang saya rasakan
daripada masuk angin yang biasa saya alami. Suhu tubuh yang panas naik turun, dan batuk yang tak kunjung sembuh.  Awalnya saya paling anti sama yang namanya periksa ke dokter, karena jujur aja saya paling takut di suntik. Akhirnya hanya minum obat warung untuk penyembuhan, terus udah bisa beraktifitas lagi.



Selang beberapa hari badan saya panas lagi, dan yang kali ini lebih parah karena saya juga muntah-muntah. Seluruh badan terasa nyeri, buat tidur pusing, buat duduk badan gak kuat, tersiksa banget deh rasanya. Kondisi waktu itu pun juga sedang hujan deras, mau periksa dokter gak mungkin, akhirnya dibelikan obat penurun panas sama orang tua. Buat makan pun lidah sudah terasa pahit banget, makanan gak mau masuk, tapi pengen muntah terus. Malam itu yang aku rasain terasa lama banget.

Pagi harinya dianter deh sama orang tua untuk periksa ke dokter. Sama dokter ditanya “Ada riwayat mag?” , aku bilang gak punya. Sama dokter disuruh makan yang teratur dan gak boleh makan yang pedes dulu, dan tentunya dikasih obat. Badan dah agak mendingan Cuma batuk yang tak kunjung sembuh.

Tiga hari kemudian badan saya panas lagi, temen-temen saya nyaranin tuh untuk cek darah. Gak kebayang deh sebelumnya, disuntik aja takut apalagi diambil darah....hemmm. Karena waktu itu udah sore Cuma dianter periksa ke dokter lagi, tapi kali ini beda dengan dokter untuk periksa yang pertama tadi. Saya bilang ke dokternya keluhan yang saya rasakan, mulai dari panas yang naik turun, muntah-muntah, pusing, batuk hingga nafas yang agak berat. Tau gak dokternya mendiagnosa saya sakit apa ? Saya di diagnosa dokter sakit maag dan radang tenggorokan. Saya bilang lagi ke dokternya kalau panas saya naik turun beberapa hari, tapi pas diperiksa dokter panas saya masih normal 37 derajat Celcius. Ya sudah lah akhirnya saya terima diagnosa dokter tersebut “Sakit maag dan radang tenggorokan”.

Dua hari kemudian saya berangkat kerja. Tapi teman-teman saya bilang kalau saya tambah kurus dan muka saya pucat. Teman saya sih sepertinya tidak percaya kalau saya sakit maag. Akhirnya suruh cek darah deh hari itu juga. Karena saya pakai jaminan kesehatan dari kantor saya harus minta rujukan dulu dari faskes pertama untuk rujuk ke dokter penyakit dalam. Sampai di rumah sakit yang saya rujuk dokter penyakit dalamnya sih masih ada, tapi keburu rapat. Akhirnya Cuma diperiksa dulu dan dikasih obat, 2 hari lagi suruh datang lagi. Yah mundur lagi deh cek darahnya.

2 hari kemudian pagi-pagi saya datang lagi ke rumah sakit tersebut. Kali ini ditemani oleh ibu saya periksanya. Karena sebelumnya udah dikasih rujukan untuk cek laboratorium, saya langsung aja menuju ke ruang laboratoriumnya. Untuk pertama kali saya diambil darahnya, perih-perih gimana gitu rasanya, dan yang pasti saya ga berani lihat pas ngambil darahnya....takutt.

Darah sudah diambil tinggal nunggu hasilnya. sambil nunggu dokternya saya di tensi sama perawatnya, waktu itu tensi saya 90/60, yang saya rasain lemes banget. Nafsu makan sama sekali tidak ada. Lidah pahit, waktu coba untuk makan malah muntah kembali. Sampai perawatnya bilang “Pusing ya ?”. Dengan kepala pusing, badan lemes nungguin hasil lab nya. Akhirnya saya dipanggil sama dokter. Hasil lab menunjukkan kalau saya positif sakit tipus, trombosit turun, dan tensi darah drop. Rasanya udah gak karuan waktu itu. Dokter menawari saya untuk rawat inap. Saya tidak bisa menjawab, tapi ibu saya langsung menjawab iya rawat inap. Dalam batin saya, saya paling takut sama jarum, tadi sudah diambil darah, nanti diinfus....hemm.

Saya diantar sama perawatnya ke ruang UGD untuk diinfus sambil menunggu kamar. Saat yang paling tidak saya inginkan datang juga, jarum infus menancap di tangan kiri saya. Habis itu perawatnya juga menyuntikkan cairan. Suntikan yang paling gak kuat waktu perawatnya menyuntik antibiotik, panasnya minta ampun, perih. Hari kedua dirawat di rumah sakit badan saya udah enakan, panas sudah normal, sudah mau makan, lemas berkurang, dan sudah tidak muntah. Pikir saya paling besok sudah boleh pulang. Tapi saya harus menjalani pemeriksanaan ini lagi, yaitu diambil darahnya dan test urin.

Hasil laboratorium darah saya inilah yang mematahkan keinginan saya untuk pulang. Dokter bilang bahwa dari hasil cek darah sebelumnya, bakteri yang ada di tubuh saya sudah menyerang organ hati/liver. Awalnya yang semangat pengen pulang jadi frustasi. Saya harus menjalani perawatan lebih lanjut untuk mengobati liver saya. Penyakit liver itulah yang membuat saya lebih lama dirawat dirumah sakit, yaitu 9 hari. Dan membuat saya harus berulang kali berhadapan sama yang namanya jarum suntik. Baik untuk ambil carah, ataupun beberapa kali ganti infus. Karena rumah sakit tempat saya dirawat setiap 3 hari jarum infusnya harus diganti. Jadi selama 9 hari saya dirawat saya 3 kali ganti jarum infus. Gak kebayang deh sebelumnya. Mungkin karena lamanya dirumah sakit perawatnya jadi hafal sama saya...hehhe.

Itu tadi sedikit pengalaman saya waktu sakit tipes, jadi jangan sepelekan sakit tipes ya, karena sakit tipes kalau tidak segera diobat bisa menjalar ke sakit liver. Bahkan saya juga pernah didiagnosa sakit maag sama dokter, karena gejalanya hampir sama dengan sakit maag. Saya harus 3 kali ganti dokter dan cek darah untuk memastikan bahwa saya sakit tipes.


Gejala, Ciri-ciri, dan Penyebab Penyakit Tifus bisa dilihat disini penyakit tifus .

Tips Cara Belajar yang Efektif


Tips Cara Belajar yang Efektif - Selamat malam, kali ini saya akan membagikan tips tetang bagaimana cara belajar yang efektif. Tips berikut berdasarkan pengalaman saya pribadi, semoga dapat bermanfaat juga
untuk yang lain.

Selasa, November 17, 2015

Mengenal YBJ (Yellow Box Junction)



Yellow Box Junction (YBJ)



Jika melintasi persimpangan Traffic Light depan Sarinah Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat, akan terlihat suatu bujur sangkar atau persegi panjang berwarna kuning berukuran besar tergambar di aspal. Banyak pengguna jalan yang bertanya-tanya fungsi kotak kuning tersebut.

Kotak tersebut disebut Yellow Box Junction (YBJ). YBJ adalah marka jalan yang bertujuan mencegah kepadatan lalu lintas di jalur dan berakibat pada tersendatnya arus kendaraan di jalur lain yang tidak padat. Dengan YBJ, diharapkan kepadatan di persimpangan tidak terkunci.

Yellow Box junction sangat berguna di persimpangan-persimpangan jalan yang padat, pada jalan-jalan utama serta saat waktu puncak kepadatan lalu lintas. Banyak pengguna kendaraan bermotor tetap menerobos lampu (traffic light) merah, saat antrean kendaraan di depannya belum terurai. Adanya YBJ ini walaupun lampu traffic light sudah hijau pengguna jalan yang belum masuk YBJ harus berhenti ketika ada kendaraan lain di dalam YBJ. Mereka baru bisa maju jika kendaraan di dalam YBJ sudah keluar.


Bagi pengendara yang tetap memaksa memasukkan kendaraannya ke dalam YBJ, padahal masih ada kendaraan lain di dalamnya, maka akan di tilang, ini sama saja melanggar marka jalan.

Yellow Box Junction akan berfungsi maksimal jika ada kesadaran dari pengguna jalan. Sebab kesadaran warga juga kunci utama kelancaran lalu lintas. Jadi jika pengendara melihat jalur di depan tersendat, sebaiknya tidak memaksa masuk ke YBJ walaupun lampu masih hijau. Sehingga ketika jalur lain hijau, tidak akan terjadi tersendatnya arus lalu lintas.

Dalam penjelasan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, pasal 287 (2) juncto Pasal 106 (4) huruf a, b tentang rambu-rambu lalu lintas dan berhenti di belakang garis stop. Pidananya ialah kurungan dua bulan penjara atau denda Rp 500.000.



Sumber : TMC Ditlantas Polda Metro Jaya