Jumat, Desember 22, 2017

Bela Negara Tanpa Senjata Itu Bernama Cinta Rupiah




Rupiah adalah salah satu simbol kedaulatan negara yang harus kita jaga kehormatannya di mata dunia.

Rupiah (Doc Pribadi)



Suatu ketika pemilik perusahaan tempat saya bekerja sedang memberi arahan kepada seluruh karyawannya. Hal itu sudah lumrah dilakukan di tempat saya bekerja. Biasanya  hal yang akan disampaikan selalu berkaitan dengan penjualan, penjualan dan penjualan. Maklum saja, perusahaan tempat saya bekerja adalah sebuah dealer sepeda motor honda. Jadi bagaimanapun, orientasinya tetap bagaimana caranya agar dapat meningkatkan penjualan. Bertepatan dengan hari ulang tahun perusahaan yang sudah menginjak 27 tahun, usia yang sudah matang, pemilik perusahaan mengharapkan kita terus bekerja bersama-sama secara kompak demi kemajuan perusahaan.

Tapi, waktu itu ada hal lain yang disampaikan oleh pemilik perusahaan.

“Tahun 1998 pernah terjadi krisis ekonomi besar-besaran dimana nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar melemah. Pada waktu itu justru penjualan sepeda motor sangat tinggi. Kemudian terjadi lagi krisis ekonomi tahun 2008, tapi pada tahun 2008 penjualan kita semakin sulit. Dan sebentar lagi kita akan menginjak tahun 2018, para pengamat ekonomi memprediksi krisis ekonomi global akan menerjang kembali pada tahun 2018. Diperkiraan pula untuk penjualan sepeda motor akan semakin lesu”, kata pemilik perusahaan tempatku bekerja.

Sebetulnya bukan masalah penjualan sepeda motornya yang ingin saya ceritakan. Tetapi lebih kepada pernyataan pemilik perusahaan tentang krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008 yang hanya berselang 10 tahun. Sedangkan sebentar lagi tahun 2018, sama-sama mempunyai interval 10 tahun. Akankah krisis ekonomi ini akan terjadi lagi dalam siklus 10 tahun ini ?

Bank Indonesia sendiri pun mengadakan suatu gerakan yang disebut dengan Gerakan Cinta Rupiah. Jujur saja, yang pertama kali terbesit dalam pikiran saya ketika mendengar gerakan cinta rupiah adalah

“Kenapa harus cinta rupiah ?”
“Ada apa dengan rupiah ?”
“Bukankah rupiah sudah kita gunakan sejak dulu?”
 “Maksudnya cinta rupiah itu seperti apa sih?”

***

Sambil mikir-mikir mencari jawaban, mencoba menganalisis suatu peristiwa yang berkaitan dengan finansial layaknya ahli ekonomi dadakan, berusaha mencari jawaban mengapa sampai muncul gerakan cinta rupiah. Pastinya ada sebab yang melandasi gerakan cinta rupiah ini.

Rupiah (Doc Pribadi)

Lagi serius-seriusnya mikir, suara dering telefon mengagetkanku. Secepat kilat ku ambil handphone ku, “oh si Pita yang telfon.”

    “Haloo Pita, ada apa ?”
    “Lagi nggak ada kerjaan nih, main yuk”.
    “Okay, jam berapa ?”
    “Jam 4 aja deh, ditempat biasa ya, alun-alun kota”.

Jam udah menunjukkan pukul 15.45 WIB, artinya aku cuma punya waktu 15 menit lagi untuk sampai ke tempat tujuan. Aku bergegas ke tempat tujuan dengan segera daripada terlambat yang akhirnya hanya diomelin sama dia.

    “Hey Pit, sini-sini, mau pesen apa kamu ?” Aku yang lebih dulu sampai langsung menawari Pita.
    “Wedang ronde aja deh," sahutnya.
    “Eh kamu tau nggak, tadi tu pas kamu nelfon, aku lagi mikirin sesuatu”.
    “Mikirin apaan? Tumben banget sih kamu mikir ?”

“Yaelah.....jadi gini, tadi tuh pas di kantor, bos ku bilang kalau tahun 1998 itu pernah ada krisis ekonomi, begitu pula dengan tahun 2008. Nah bentar lagi kan tahun 2018, katanya para pengamat ekonomi juga memprediksi bakal terjadi lagi krisis ekonomi. Tahun 1998, 2008 serta 2018 masing-masing hanya berselang 10 tahun aja,” kataku.

“Mungkin aja sih, tapi pastinya pemerintah udah belajar dari pengalaman dua kali krisis ekonomi tersebut. Kamu tau nggak di beberapa media itu udah ramai memberitakan tentang melemahnya nilai tukar rupiah kita. Entah itu di televisi, media online, koran, maupun media cetak lainnya. Nggak percaya ? Coba deh browsing tentang keadaan nilai tukar rupiah kita”.

Segera ku raih handphone ku dan bertanya ke mbah google.
Melemahnya Nilai Tukar Rupiah (diambil dari berbagai sumber)

“Bener katamu, banyak media online yang menampilkan berita tentang melemahnya nilai tukar rupiah. Btw, maksudnya nilai tukar melemah itu gimana ya ?”

“Makanya kamu jangan sering bolos kuliah, kaya gini kan jadinya, masa sama anak SMP aja kalah. Jadi gini, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing itu bisa menguat bisa pula melemah. Kurs berfluktuasi setiap saat sesuai dengan kondisi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing. Menguatnya mata uang asing berarti melemahnya rupiah kita. Dalam kondisi nilai tukar rupiah menguat, maka hal ini sangat menguntungkan untuk melakukan impor, sebaliknya akan merugikan jika melakukan ekspor. Dan disisi lain, ketika rupiah melemah, maka akan menguntungkan untuk melakukan ekspor dan merugikan untuk impor. Paham nggak ?” tanya Pita.

“Enggak Pit,”  jawabku polos.

“Contohnya begini, kalau kamu ingin membeli tas dari luar negeri katakanlah harganya 50 dollar dan dalam kondisi nilai tukar rupiah melemah misalnya Rp 14.000/dollar, jadi kamu butuh uang = Rp 14.000 x 50 dollar = Rp 700.000 untuk membeli tas impor tersebut. Berbeda keadaannya jika rupiah dalam keadaan menguat misalnya Rp 10.000/dollar. Maka kamu hanya butuh uang Rp 500.000. Alhasil, ketika rupiah melemah kita akan rugi jika melakukan impor karena harga barang akan menjadi mahal. Gimana, sekarang udah paham kan ? semoga saja sudah”.


“Oooo begitu ya,” jawabku sambil manggut-manggut mendengar penuturan dari si Pita, sobat ku yang pinter ini memang dikenal sebagai asdos.

“Nilai tukar rupiah sekarang aja masih dikisaran Rp 13.000/dollar. Tepatnya tanggal 6 Desember 2017, nilai tukar rupiah sebesar Rp 13.524 per dollar Amerika Serikat. Kalau kita melihat tren dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada 10 tahun terakhir dalam sebuah grafik, maka grafiknya akan cenderung naik, artinya nilai tukar rupiah belakangan ini melemah dibanding nilai tukar rupiah 10 tahun terakhir,” lanjut Pita bercerita.




“Eh Pit, balik lagi tentang pertanyaan ku yang awal-awal tadi, ada hubungan apa melemahnya nilai tukar rupiah sama krisis ekonomi ?”

“Kalau berbicara tentang krisis ekonomi, seketika pula aku jadi ingat kejadian krisis ekonomi tahun 1998”.

“Emang gimana sih Pit kejadian krisis ekonomi tahun 1998 itu, maklumlah aku kan masih kecil waktu itu,” kataku.

"Ya sama kali, aku juga masih kecil waktu itu, kan kita seumuran. Memang, pas  krisis ekonomi tahun 1998 aku masih duduk di bangku SD. Jadi aku tak terlalu paham apa yang terjadi pada saat itu. Tapi, setelah aku besar, aku banyak mencari tahu tentang krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 yang sampai membuat Presiden Soeharto harus mundur dari jabatannya sebagai presiden kala itu. Ternyata, pada tahun 1998 kurs melemah hingga ke titik terendah yaitu sebesar Rp 16.650/dollar. Penyebab krisis ekonomi 1998 salah satunya dipicu oleh neraca pembayaran Indonesia yang tak menentu. Nilai kurs yang tidak fleksibel dan cenderung tidak bersahabat terhadap kondisi pasar disebut menjadi pemicu krisis tersebut,” jawab Pita.

“Kira-kira kenapa ya nilai tukar rupiah bisa melemah gitu?”

“Banyak hal yang jadi penyebabnya. Salah satunya adalah karena kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap rupiah dan lebih memilih mata uang dollar. Dan ini menimbulkan kesan bahwa masyarakat cenderung mencintai dollar ketimbang mata uang sendiri. Kebiasaan kita yang lebih menyimpan dollar ini ternyata nggak bagus lho untuk kestabilan perekonomian dalam negeri”.

“Kok bisa sih ?”

“Ketika rupiah melemah, maka pemilik tabungan dalam USD akan merasa senang. Gimana nggak senang, karena ketika dollar AS ditukar dalam bentuk rupiah akan mengalami keuntungan. Bagi mereka yang tidak mempunyai rasa nasionalisme akan bertindak sebagai spekulan dengan memborong dollar di pasaran. Sehingga dollar akan semakin langka dan harganya akan semakin meroket”.

“Kalau harga dollar meroket trus imbasnya apa ?”

“Dengan melemahnya nilai tukar rupiah ini, jika kita ingin membeli barang-barang impor akan menjadi lebih mahal. Seperti pembelian tas impor yang aku contohkan tadi. Sekarang aja beras bahkan garam kita harus impor. Bukankah beras itu makanan pokok kita. Ketika kita mengimpor bahan pangan pokok dalam keadaan kurs melemah, otomatis harganya semakin mahal. Apalagi jika ada perusahaan yang mengandalkan bahan bakunya dari luar negeri, sehingga akan menimbulkan efek-efek negatif, antara lain  pertumbuhan ekonomi melambat, pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat, penganguran meningkat, inflasi bahan pangan meningkat, kemiskinan meningkat, daya beli menurun, kesejahteraan masyarakat menurun, dan masih banyak dampak negatif lainnya. Ngeri kan efek dari melemahnya nilai tukar rupiah ini. Kamu juga tau kan kalau Indonesia punya utang luar negeri ? Jangan-jangan kamu nggak tau ?”



“Tau dong kalau hal itu,” jawabku.

“Nilai tukar rupiah yang terus melemah juga bisa berimbas terhadap utang luar negeri Indonesia. Utang luar negeri akan semakin membesar. Utang luar negeri akan membengkak dan akan menjadi beban. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Indonesia mempunyai utang luar negeri. Jikalau kondisi rupiah terus melemah, maka jumlah utang luar negeri Indonesia akan semakin banyak. Alhasil, dana yang harusnya bisa dialokasikan untuk pendidikan, membantu penduduk miskin, meningkatkan pelayanan kesehatan bisa saja tersedot untuk membayar utang luar negeri. Dampak paling buruk jika rupiah semakin melemah adalah krisis ekonomi. Bukan tidak mungkin jika krisis ekonomi 1998 dan 2008 akan terulang lagi. Tapi di bawah kepemimpinan ibu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, saya yakin beliau sudah mempunyai cara yang ampuh untuk menghindari terjadinya krisis lagi, tapi memerlukan peran serta dari semua pihak termasuk masyarakat”.

“Wah ngeri juga ya, trus apa yang bisa kita lakukan nih ? Sebagai masyarakat apakah kita hanya diam saja ?”

“Justru setiap komponen baik itu pemerintah, swasta maupun rakyat Indonesia harus bersatu dalam menghadapi dampak buruk melemahnya rupiah. Salah satunya dengan memprioritaskan konsumsi produk dalam negeri daripada impor, hal ini untuk mengurangi ketergantungan kita pada impor. Barang produksi dalam negeri juga tak kalah kualitasnya jika dibandingkan dengan impor. Lalu, simpanlah tabungan dalam bentuk rupiah. Gunakan setiap transaksi keuangan menggunakan rupiah. Jangan jadi spekulan atas dollar yang memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah untuk memperkaya diri sendiri”.
 
Peran Serta Masyarakat Untuk Mencintai Rupiah

"Memang melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini disebabkan oleh banyak faktor. Tetapi, paling tidak dengan kita menggunakan uang rupiah dalam setiap transaksi keuangan dapat membantu untuk menstabilkan perekonomian. Harus kita ingat bahwa mata uang rupiah merupakan salah satu simbol kedaulatan negara yang harus kita jaga. Nah, maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus turut serta ataupun ikut andil menjaga rupiah, salah satunya adalah mencintai rupiah. Sayangnya uang rupiah yang harusnya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia belum sepenuhnya dicintai oleh rakyatnya sendiri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih bertransaksi menggunakan uang dollar, padahal rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI."

"Ooo...,"jawabku.
"Kok dari tadi cuma ao...ao...aja sih?"
"Aku tuh lagi menyerap apa yang kamu katakan. Ternyata kita harus benar-benar mencintai rupiah ya."
"Iya dong, harus itu. Apalagi ditanggal tua...hahaha."

Dan suara gelak tawa kita pun terdengar bersama-sama.

"Kamu tahu nggak bapak presiden kita nih, juga menghimbau masyarakatnya untuk mencintai rupiah. Presiden Jokowi mengajak semua lapisan masyarakat Indonesia untuk mencintai rupiah. Menurutnya kecintaan terhadap rupiah merupakan salah satu wujud kecintaan masyarakat kepada kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia. Beliau juga mengatakan bahwa setiap lembar rupiah adalah bukti kemandirian bangsa apalagi di tengah kondisi ekonomi dunia." 
Rupiah (Doc Pribadi)



Bela Negara Tanpa Senjata

Sekarang ini membela negara tidak harus selalu berperang dan mengangkat senjata. Menjaga kerhormatan negara Indonesia pun sudah merupakan bela negara, salah satunya dengan cinta rupiah. Rupiah merupakan salah satu lambang kedaulatan negara dan kebanggaan Indonesia. Sebagaimana diatur dalam UU No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Dengan mencintai Rupiah melalui kontribusi menggunakannya, maka kita sudah ikut mengangkat dan membanggakan nama Indonesia di mata dunia.

“Okay deh, mulai saat ini aku akan lebih mencintai rupiah,” sahutku.

“Siip, yuk selalu gunakan rupiah dalam setiap transaksi keuangan di negara kita, jangan sampai nilai tukar rupiah terus melemah. Cintailah produk dalam negeri dan simpan tabungan dalam bentuk rupiah. Kita jaga rupiah agar tidak lagi terulang krisis ekonomi”.

***
Rupiah Emisi 2016


Rupiah (Doc Pribadi)

“Ngomong-ngomong masalah rupiah, kan belum lama ini BI mengeluarkan uang rupiah cetakan baru. Gimana nih menurutmu ?” tanyaku.

“Iya betul, tepatnya tanggal 19 Desember 2016 BI mengeluarkan uang kertas maupun uang logam  dalam cetakan baru. Terdapat 11 pecahan uang NKRI yang baru, terdiri dari tujuh uang rupiah kertas dan empat uang rupiah logam. Uang kertas Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, Rp 1.000, serta uang logam Rp 1.000, Rp 500, Rp 200 dan Rp 100. Dalam uang emisi 2016 ini terdapat pula wajah baru mulai dari pahlawan revolusi hingga pahlawan nasional”.

“Sayangnya diawal peluncuran uang rupiah baru timbul kontroversi di masyarakat dan menjadi blunder bagi pemerintah. Namun, teknologi yang ada pada uang rupiah baru ini diklaim sebagai salah satu mata uang dengan teknologi paling canggih di dunia. Peluncuran desain baru uang rupiah yang diluncurkan oleh BI tanggal 19 Desember 2016 juga merupakan salah satu langkah antisipatif yang dilakukan oleh pemerintah karena begitu maraknya pemalsuan uang rupiah yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” lanjut Pita.

“Sebentar-sebentar, kamu kalau cerita pelan-pelan dong, kan aku jadi agak susah mencernanya, hehehe”.
“Hemmmm...”
“Iya benar sih, banyak masyarakat yang waktu itu protes, bilang rupiah baru mirip uang yuan, sehingga banyak pro dan kontra. Trus kalau rupiah baru emisi 2016 ini punya teknologi paling canggih di dunia itu maksudnya gimana ?”


Tingkat Keamanan Terbaik di Dunia


Uang rupiah baru memiliki sistem pengamanan 3 level dengan 9-12 jenis pengamanan.

Level 1, sistem terbuka, dimana pada level ini dapat dideteksi secara langsung tanpa bantuan alat. Colour shifting, perubahan warna secara kontras yang terjadi apabila melihat dari sudut pandang yang berbeda. Rainbow Feature, terlihat gambar yang tersembunyi berupa multi warna yang berupa angka nominal dengan melihat dari sudut pandang tertentu. Latent Image, teks BI pada bagian depan akan terlihat serta angka nominal pada bagian belakang apabila dilihat dari sudut pandang tertentu. Rectoverso, logo BI secara utuh akan terbentuk saat diterawang.

Level 2, sistem semi tertutup yang dapat dideteksi dengan bantuan lampu ultraviolet (UV) dan kaca pembesar. Sistem ini dinamakan Violet Feature dimana UV feature akan membuat warna menjadi 2 warna di bawah sinar ultraviolet.

Level 3, sistem tertutup, sistem pengamanan pada level ini dapat dideteksi hanya dengan menggunakan mesin sortasi.

“Keren ya uang rupiah kita,” kataku.
“Pastinya. Dengan berbagai tingkat keamanan ini dan ciri-ciri yang berbeda dari uang sebelumnya, diharapkan pula kita dapat membedakan dengan uang palsu dengan mudah”.
“Betul banget, aku juga punya pengalaman pahit nih tentang uang palsu. Waktu itu pas lagi nerima pembayaran dari konsumen, eh ada satu lembar uang Rp 100.000 yang ternyata palsu. Akhirnya aku harus nombok buat ganti uang palsu itu. Salahnya aku juga sih nggak aku cek satu-satu. Aku sempat mikir, aku aja pernah dapat uang palsu, terus gimana nasibnya para tunanetra ya ? kan kasihan kalau harus dibohongi sama orang yang tak bertanggungjawab”.


Rupiah Emisi Baru Ramah Terhadap Tunanetra


“Tenang aja, uang rupiah emisi 2016 ini sudah dilengkapi dengan blind code. Dan ini adalah salah satu keunggulan uang rupiah emisi 2016”.
“Maksudnya blind code gimana?”
“Kalau kamu perhatikan uang rupiah kertas emisi 2016, maka dibagian kanan dan kiri akan terdapat pasangan garis-garis yang kasar ketika diraba. Masing-masing nominal uang kertas mempunyai  jumlah pasangan garis yang berbeda. Jumlah blind code paling kecil untuk pecahan rupiah paling besar. Rp 100.000 jumlah blind codenya 1, Rp 50.000 jumlah blind codenya 2, dan begitu seterusnya”.

Doc Pribadi

Sumber : Bank Indonesia dengan sedikit editing


“Uang rupiah emisi 2016 benar-benar keren, udah teknologinya canggih dan punya tingkat keamanan tertinggi di dunia, eh ramah pula sama tunanetra. Nggak salah deh kalau pemerintah ngeluarin uang baru ini”.
“Ada hal lain lagi nih yang harus kamu tahu, uang rupiah emisi 2016 ini juga mewakili semangat kebhinekaan lho. Wajah baru para pahlawan yang diabadikan dalam pecahan rupiah baru ini berasal dari beragam latar belakang sejarah dan pemilihannya didasari oleh semangat kebhinekaan atau keragaman Indonesia”.
“Iyap betul. Tapi sayangnya aku pernah mendapat kembalian uang, dimana gambar pahlawannya malah dicoret-coret, dikasih janggutlah, dikasih topeng lah, maksudnya apa gitu. Ada juga tuh yang sampai nulis-nulis nomor hp segala di uang itu”.



 “Iya, aku juga pernah dapat uang seperti itu, miris sekali melihat kelakuan anak muda kita. Nggak seharusnya uang rupiah yang harusnya kita bangga-banggakan malah dicorat-coret gitu. Malah harusnya kita menjaga kehormatan rupiah dimata dunia. Gimana coba jadinya kalau rupiah yang dicoret-coret tadi sampai jatuh ke tangan warga asing. Kan malu kita, tapi sayangnya belum banyak yang berfikir seperti itu”.

“Benar sekali, setidaknya kita harus menjaga rupiah kita agar terlihat dalam kondisi yang baik tidak lusuh. Misalnya dengan cara jangan melipat uang karena uang akan cepat rusak. Jangan mencoret-coret uang apalagi di bagian gambar pahlawan. Pahlawan kita saja sudah berkorban jiwa dan raga untuk kemerdekaan negeri ini, masak kita sebagai generasi muda malah mencoret-coret gambar pahlawan di uang rupiah kita. Kebiasaan kita lainnya adalah menstapler uang, padahal hal itu bisa membuat uang rupiah kita cepat rusak dan berlubang, maka dari itu jangan menstapler uang, gunakan saja jepitan kertas. Kalau lagi sebel sama sesuatu, jangan gunakan uang sebagai pelampiasan, buktinya banyak kan yang suka meremas uang, jangan remas uang lagi ya. Terakhir, jangan basahi uang, kebiasaan kita suka naruh uang di kantong baju atau celana, dan waktu dicuci sering lupa tidak diambil, alhasil uang kita jadi basah dan cepat rusak. Jika uang rupiah kita rusak, maka tentu saja akan butuh anggaran yang tidak sedikit untuk mencetak uang baru”.

Cara Merawat Rupiah (Sumber : cintarupiah.id)



Sumber : Bank Indonesia
“Senengnya aku punya sahabat seperti kamu, thanks ya karena udah kasih banyak pengetahuan tentang rupiah, dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kantor tadi pun sudah menemukan jawabannya”.
“Sama-sama, tapi sebagai gantinya, bayarin wedang ronde ku ya, hahhaa”.
“Siap bos. Bu habis berapa semuanya ?” tanyaku pada ibu-ibu penjual wedang ronde.
“Rp 9.500 mbak,” jawab ibunya.
Aku berikan uang Rp 10.000 kepada ibu penjual itu dan dikasih deh kembalian Rp 500.
“Yaudah deh yuk pulang, udah hampir malam”.

Di tengah jalan menuju parkiran, terdengar suara “klinthing”.

“Eh suara apaan tu, uang mu jatuh itu,” seru Pita.
“Dah biarin aja, Cuma uang Rp 500 kok kembalian tadi, malu juga mau ngambilnya, “jawabku.
“Heh, tadi katanya mau cinta rupiah, kok sekarang uangnya jatuh ditelantarin sih. Walaupun Cuma 500 perak ini juga sangat berharga. Coba deh uangmu 1juta kalau kurang 500 perak juga nggak bakal jadi 1juta kan ?”
“Iya deh, maaf-maaf,” jawab ku sambil cengar-cengir.
"Yaudah deh sini biar aku ambil aja buat nambah-nambah celenganku di rumah. Sedikit-sedikit lama-lama juga jadi gunung".
"Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit kali, hahaha".



Kesimpulannya dari tulisan ini adalah mengajak kita untuk lebih peduli pada uang rupiah, termasuk pada uang rupiah pecahan paling kecil sekalipun. Lebih mencintai rupiah ketimbang mata uang asing khususnya dollar. Melemahnya nilai tukar rupiah belakangan ini juga harus menjadi perhatian kita. Setiap komponen baik itu pemerintah, swasta maupun rakyat Indonesia harus bersatu dalam menghadapi dampak buruk melemahnya rupiah. Karena jika rupiah terus dibiarkan melemah akan berdampak pada kestabilan perekonomian Indonesia.

Masyarakat dapat ikut serta berperan membantu menjaga kestabilan perekonomian Indonesia dan sebagai wujud kecintaannya pada rupiah dengan cara :
 
  1. Memprioritaskan konsumsi produk Indonesia daripada impor,
  2. Menyimpan tabungan dalam bentuk rupiah, 
  3. Gunakan setiap transaksi keuangan menggunakan rupiah, 
  4. Jangan jadi spekulan atas dollar yang memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah untuk memperkaya diri sendiri, 
  5. Dukung penggunaan uang rupiah di wilayah Indonesia, lakukan transaksi dengan mata uang kita sendiri,
  6. Mencegah persebaran uang palsu,
  7. Merawat rupiah agar selalu dalam kondisi baik dengan 5J : jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas dan jangan dibasahi.
Semakin banyak menggunakan rupiah, semakin kuat nilai tukar rupiah kita. Rupiah adalah simbol kedaulatan negeri yang harus kita jaga kehormatannya di mata dunia.

Yuk, mulai sekarang cintai mata uang kita dengan nyata, ubah kebiasaan buruk kita dalam menggunakan rupiah. Dengan menggunakan rupiah dalam setiap transaksi keuangan, maka kita sudah ikut membantu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan membangun kepercayaan dunia pada rupiah kita. Saatnya bela negara tanpa senjata dengan cinta rupiah.


“Saya mengajak insan di tanah air untuk terus mencintai rupiah dengan nyata, selalu menggunakan rupiah dalam setiap bertransaksi keuangan di dalam negeri, menyimpan tabungan dalam bentuk rupiah”.

Presiden RI Joko Widodo



Sumber : Bank Indonesia






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, komentar yang berbau sara akan saya hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.