Gas Bumi Domestik, Energi Baik untuk Negeri

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Tentunya kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga akan anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada negeri ini dengan berbagai macam kekayaan alam yang ada.  Bahkan kekayaan alam Indonesia ini telah terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia. Indonesia memiliki sejumlah sumber energi fosil. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah gas alam atau yang sering disebut dengan gas bumi. Gas bumi ialah gas yang bersumber dari penambangan di kilang sumur gas.



Cadangan Gas Bumi Indonesia





Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam papan atas di dunia. Hal tersebut berdasarkan data dari BP Statistic 2014 yang menunjukkan bahwa cadangan gas alam di Indonesia mencapai 103,3 triliun kaki kubik. Dengan angka cadangan 103,3 triliun kaki kubik tersebut Indonesia berhasil menempati peringkat 14 sebagai negara dengan cadangan gas terbesar di dunia.

Dengan cadangan gas alam yang begitu besar, apakah gas alam sudah dimanfaatkan secara maksimal ?

Nyatanya, konsumsi energi Indonesia pada tahun 2012 untuk gas alam hanya 17% saja, sedangkan sisanya ialah  minyak sebesar 36%, batu bara 20% dan energi lain 27%. Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa pemanfaatan gas alam masih belum maksimal. Sedangkan penggunaan energi terbesar masih pada minyak bumi.

Lantas, adakah dampak jika minyak bumi masih menjadi energi yang paling banyak digunakan ?

Tentu saja ada. Masalah terbesar yang sedang dihadapi oleh sektor energi adalah ketergantungan akan minyak bumi atau BBM yang sangat tinggi. Padahal minyak bumi terbentuk dan bahan renik yang tertimbun jutaan tahun yang lalu dengan tekanan dan suhu yang tinggi. Lamanya pembentukan minyak bumi inilah yang menjadikan minyak bumi dikatakan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Jadi, jika kita terus menerus menggunakan minyak bumi, sedangkan pembentukan minyak bumi sendiri memakan waktu hingga jutaan tahun, maka cadangan minyak bumi di dunia ini akan habis. Jika minyak bumi habis, energi apakah yang akan kita gunakan ? Apakah kita juga akan seegois itu menghabiskan cadangan minyak bumi tanpa menyisakannya bagi generasi mendatang ?



Gas Bumi Menjadi Andalan Pemerintah Indonesia Dalam Penyediaan Energi
Indonesia dengan jumlah penduduknya lebih dari 200 juta orang, tentunya membutuhkan sumber energi yang banyak pula. Energi yang paling banyak digunakan saat ini ialah minyak bumi. Minyak bumi akan habis jika terus-menerus kita digunakan. Mau tak mau harus ada solusi agar minyak bumi tidak menjadi sumber energi utama yang digunakan.

Apakah itu ?

Sudah saatnya untuk beralih ke gas bumi. Meskipun Indonesia mempunyai cadangan gas alam yang cukup besar, cadangan tersebut hanya digunakan sebesar 17% saja. Padahal jika mengacu pada tingkat produksi, cadangan gas alam Indonesia mampu bertahan untuk jangka waktu 50 tahun.

Berapakah cadangan minyak bumi dan gas alam Indonesia ?
Cadangan minyak Indonesia pada tahun 2012 ialah 3.741,3 juta barel. Namun pada 2016 hanya tersisa 3.306,9 juta barel. Jadi, dalam selang waktu 4 tahun cadangan minyak di Indonesia sudah berkurang sebanyak 434,4 juta barel.

Sedangkan cadangan gas bumi lebih bersifat fluktuatif. Pada 2012, cadangan gas alam sebesar 103,3 triliun kaki kubik, namun turun menjadi 98 triliun kaki kubik pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 101,2 triliun kaki kubik.

Rasio penggunaan dan penambahan cadangan pada minyak sebesar 100:20. Sedangkan rasio penggunaan dan penambahan cadangan pada gas alam 100:100 atau 100:80. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cadangan gas alam pada tahun 2016 masih terbukti dengan 101,2 triliun kaki kubik.

Pembentukan minyak bumi sangat lama, sedangkan gas alam lebih cepat diperbaharui. Maka dari itu salah satu solusi agar penggunaan minyak bumi dapat ditekan ialah dengan mengganti dengan sumber energi lain, yaitu memanfaatkan sumber energi gas bumi yang masih melimpah.



Kita Kaya Gas Kenapa Impor LPG ?
Saat ini LPG masih menjadi sumber energi yang banyak digunakan. LPG sendiri merupakan gas minyak bumi yang dicairkan .Tapi, belakangan ini muncul masalah kelangkaan untuk mendapatkan LPG. Kelangkaan LPG juga membuat harga LPG menjadi tidak stabil. Masalah kelangkaan LPG ini jika dibiarkan akan menjadi gejolak di dalam masyarakat. Masyarakat menggunakan LPG untuk keperluan sehari-hari. Apalagi LPG yang digunakan tidak sepenuhnya produksi dalam negeri. Pada tahun 2017, sekitar 70% dari total kebutuhan LPG berasal dari impor.

Bisa jadi faktor yang menyebabkan konsumsi LPG lebih besar daripada gas bumi ialah, letak sumber gas bumi yang tersebar dan umumnya jauh dari pusat konsumsi, terbatasnya infrastruktur jaringan pipa gas bumi, serta kurangnya sosialisasi tentang penggunaan gas bumi kepada masyarakat.

Padahal sebenarnya, penggunaan gas bumi lebih efisien daripada LPG. Dari segi harga, harga gas bumi berkisar kurang dari Rp 100.000/12 kg, sedangkan untuk LPG harganya bisa Rp 120.000 – Rp 150.000/12 kg. Harga gas bumi lebih murah karena sumber gas berasal dari dalam negeri, sedangkan LPG harganya lebih mahal karena impor. Untuk ketersediaannya, gas bumi lebih terjamin, karena cadangan gas bumi di Indonesia masih melimpah, sedangkan LPG yang berasal dari minyak bumi yang dicairkan, ketersediaannya terbatas atau langka dan sebagian berasal dari impor dari luar negeri.

Melihat fenomena kelangkaan tabung LPG serta mahalnya minyak bumi karena harus mengandalkan impor, jika dulu pemerintah telah berhasil melakukan konversi dari minyak tanah ke LPG, bisa saja pemerintah akan melakukan konversi dari LPG ke gas bumi. Lebih baik juga jika pemerintah terus mengupayakan untuk memanfaatkan kekayaan gas bumi dalam negeri sendiri. Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan impor minyak bumi. Terlebih lagi, sumber gas bumi juga terdapat dalam sumur gas dalam negeri. Sudah saatnya kita memanfaatkan kekayaan alam negeri sendiri untuk kesejahteraan masyarakatnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Dapat IPK Cumlaude di UT

Gak Cuma Penghasilan, Kamu Bisa Dapetin Banyak Keuntungan di IDN Times Community