Minggu, Februari 04, 2018

Kertas, Kelestarian Lingkungan dan Pertumbuhan Ekonomi



Kertas, sangatlah menarik ketika membahas tentang hal yang satu ini. Kertas banyak sekali kita temukan dan kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari untuk mencetak, fotokopi, untuk media informasi seperti koran, majalah, bahkan untuk kalangan tertentu, kertas digunakan pula untuk dokumen.

Bagi dunia literasi, kertas mempunyai peranan yang sangat penting. Walaupun sekarang ini sudah banyak sekali media selain kertas yang digunakan misalnya dalam bentuk e-book, akan tetapi kertas dalam bentuk buku masih menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Sebab tidak semua orang suka membaca buku dalam bentuk e-book dan lebih menyukai dalam bentuk buku yang konvensional berupa lembaran-lembaran kertas.

Di dalam buku terdapat segudang ilmu. “Buku merupakan jendela dunia”. Pernahkan kamu mendengar kalimat tersebut ? Tentu saja kalimat tersebut sudah sangat akrab di telinga kita. Dengan membaca dapat menjauhkan kita dari jurang kebodohan. Kita akan mengetahui banyak hal dengan membaca, dan akhirnya membaca akan menambah wawasan kita. Bahkan Mohammad Hatta pun mengatakan “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas”.

Saya pun juga sependapat dengan apa yang disampaikan oleh seorang penulis Okky Madasari yang menyatakan bahwa kertas telah memberikan kontribusi yang begitu besar bagi kemajuan manusia dan bangsa. Ada begitu banyak momen bersejarah yang tercatat di atas kertas.

Bentuk lain dari penggunaan kertas adalah tissue. Tissue mulai dibuat sekitar tahun 1880-an dari bahan baku kulit kayu yang dijadikan pulp (bubur kertas). Bahan baku dalam pembuatan tissue masih menggunakan kayu hasil penebangan pohon-pohon di hutan.  Tissue ini sudah menjelma menjadi kebutuhan wajib bagi banyak orang terutama kaum perempuan. Sebab menggunakan tissue membuat kita lebih praktis.

Itu lah sekilas peran kertas dalam kehidupan kita sehari-hari, dan yang pastinya masih banyak kita jumpai penggunaan kertas dalam bentuk-bentuk yang lain. Tak ayal banyaknya kebutuhan kertas yang digunakan untuk keperluan kita sehari-hari menyebabkan permintaan akan kayu pohon-pohon meningkat. Lantas, pernahkah kita berfikir bagaimana nasib hutan kita jika penggunaan kayu pohon-pohon di hutan begitu besar ?

Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang luas. Fungsi hutan di Indonesia sebagai ‘paru-paru’ dunia. Di dalam hutan terdapat banyak sekali tumbuhan yang mampu menyerap gas karbon dioksida dan mengeluarkan gas oksigen yang sangat penting bagi manusia. Fungsi hutan yang lainnya adalah  mengurangi polusi dan pencemaran udara, tempat penyimpanan air dalam jumlah besar, serta sebagai habitat bagi flora dan fauna.

Jika penebangan pohon-pohon di hutan diakukan secara besar-besaran tanpa menanam kembali, maka akan menyebabkan hutan menjadi gundul dan gersang. Hal buruk dari hutan gundul bisa menyebabkan rendahnya kualitas oksigen, alam semakin panas, banjir, kekeringan, longsor, global warming, erosi tanah, matinya flora dan fauna, habitat hutan rusak, dan menurunnya kualitas kesehatan.


Peluang Besar Pengembangan Industri Pulp dan Kertas

Menurut data dari Kemenperin (Kementerian Perindustrian), Indonesia merupakan produsen kertas yang menempati peringkat ke-6 dan untuk industri pulp peringkat ke-9 di dunia.

Jika melihat data konsumsi kertas per kapita per tahun di Indonesia yang baru sekitar 32,6 kilogram, menjadikan peluang besar untuk pengembangan industri pulp dan kertas. Sedangkan konsumsi kertas pada negara-negara maju seperti Amerika Serikat mencapai 324 kilogram per tahun, Belgia 295 kilogram, Denmark 270 kilogram, Kanada 250 kilogram, Jepang 242 kilogram, Singapura 180 kilogram, Korea 160 kilogram, dan Malaysia 106 kilogram.


Kertas dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan terbesar di dunia juga mengandalkan hasil-hasil hutannya seperti kayu dan lain lain sebagai sumber ekonomi nasional.

Kertas telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, industri pulp dan kertas merupakan kontributor devisa terbesar ke-7 dari sektor nonmigas di Indonesia.  Tahun 2016, industri pulp dan kertas menyumbang 3,79 miliar dollar AS pada pendapatan nasional. Di samping itu, industri kertas juga menyerap lebih dari 260.000 tenaga kerja Indonesia.

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor unggulan yang terus dipacu pengembangannya karena memiliki ketersediaan bahan baku dan pasar domestik yang cukup besar serta didukung dengan penerapan teknologi canggih.

Menperin (Menteri Perindustrian) mengungkapkan peluang pengembangan industri pulp dan kertas di dalam negeri cukup terbuka karena didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku kayu dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat serta bahan baku non kayu seperti tanda kosong kelapa sawit, kenaf dan abaca. Selain itu, iklim tropis di negara kita memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan di daerah sub tropis.


Perlunya Komitmen Kuat Perusahaan untuk Berbisnis Sambil Menjaga Kelestarian Lingkungan.

Dengan melihat potensi untuk pengembangan industri pulp dan kertas, serta kontribusi kertas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka perlu adanya komitmen yang kuat dari perusahaan yang memproduksi kertas supaya kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Asia Pulp & Paper Sinar Mas merupakan lembaga yang menaungi sejumlah pabrik pulp dan kertas di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi pulp, kertas beserta produk turunannya guna memenuhi kebutuhan dari berbagai penjuru dunia. Saat ini, Asia Pulp & Paper berkembang menjadi industri berkapasitas produksi hingga 12 juta ton per tahun. Produknya menjangkau sekitar 120 negara.

APP (Asia Pulp & Paper) Sinarmas yang merupakan produsen kertas terbesar di Indonesia berfokus pada inonvasi produk-produk yang berkualtas sertas berusaha untuk memenuhi perkembangan kebutuhan dari konsumen. Selain itu, perusahaan ini juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Komitmen Asia Pulp & Paper Sinarmas dapat dilihat dari kebijakan konservasi hutan atau Forest Conservation Policy (FCP). Zero deforestation merupakan semangat FCP yang berarti penghapusan secara menyeluruh penggunaan bahan baku dari hutan alam di seluruh rantai pasokan industri Asia Pulp & Paper.

Sejak 2013, Asia Pulp & Paper Sinarmas tidak menebang pohon sebagai bahan baku produksi pembuatan pulp dan kertas. Bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tersebut seratus persen menggunakan pohon di hutan tanaman.

Penanaman pohon merupakan komitmen Asia Pulp & Paper dalam konservasi bentang alam. Untuk bahan baku pembuatan pulp dan kertas, Asia Pulp & Paper tidak lagi menebang pohon.

Asia Pulp & Paper meraih Penghargaan Sustainable Business Award (SBA) untuk kategori Special Recognition Strategic and Sustainability Management. Penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri PPN/ Bappenas Bambang Brodjonegoro menandakan perusahaan telah memenuhi praktik bisnis yang berkelanjutan dalam upaya konkret mengurangi laju deforestasi serta menggunakan seratus persen bahan baku yang berasal dari tanaman industri.

Penghargaan SBA yang merupakan hasil kerja sama PwC Indonesia, Kadin Indonesia, dan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dilaksanakan di enam negara. Penghargaan ini bertujuan meningkatkan kesadaran bisnis yang berkelanjutan serta menunjukkan bagaimana bisnis yang berkelanjutan juga menguntungkan perusahaan, lingkungan, dan semua pemangku kepentingan pada hari ini dan masa depan.

Tentunya menjadi suatu harapan yang sangat besar bagi perusahaan industri pulp & kertas untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan seperti yang telah dilakukan oleh Asia Pulp & Kertas Sinarmas, yang tidak semata-mata hanya berorientasi profit, melainkan menjaga keseimbangan antara keduanya. Sehingga diharapkan pemenuhan kebutuhan akan kertas tidak terhambat dan kontribusi terhadap perekonomian dapat meningkat. Dibutuhkan pula kesadaran dari masyarakat sendiri untuk tidak melakukan penebangan hutan secara liar agar kelestarian hutan dapat terjaga.


Kesimpulan

Kertas menjadi barang yang sangat kita butuhkan dalam keseharian kita. Banyaknya permintaan akan kertas dapat mengakibatkan maraknya penebangan pohon-pohon di hutan. Jika pohon-pohon di hutan tidak ditanami kembali, maka akan menyebabkan hutan  menjadi gundul yang dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan.

Sedangkan di sisi lain, hasil hutan memberikan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri pulp dan kertas merupakan kontributor devisa terbesar ke-7 dari sektor nonmigas di Indonesia. Tahun 2016, industri pulp dan kertas menyumbang 3,79 miliar dollar AS pada pendapatan nasional. Di samping itu, industri kertas juga menyerap lebih dari 260.000 tenaga kerja Indonesia.

Jika dilihat dari data konsumsi kertas per kapita per tahun yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain, maka peluang potensi pengembangan industri pulp dan kertas di Indonesia juga sangat terbuka lebar.

Maka dari itu, perlu adanya komitmen dari perusahaan yang memproduksi kertas agar kelestarian hutan tetap terjaga dan agar dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Di antaranya dengan tidak menebang pohon-pohon di hutan secara liar untuk bahan baku industrinya, melainkan dengan menggunakan tanaman industri. Hal ini dilakukan agar produksi kertas dan kelestarian hutan dapat berjalan seimbang serta dapat mengurangi laju deforestasi (penebangan hutan), sehingga fungsi hutan tidak akan terganggu.


Sumber Referensi :

http://kemenperin.go.id/artikel/16331/Industri-Pulp-dan-Kertas-Berpotensi-Tumbuh-Signifikan--
https://economy.okezone.com/read/2017/03/23/320/1649696/app-kuasai-50-pangsa-pasar-kertas-fotokopi-di-indonesia
http://www.inilahkoran.com/berita/ekonomi/71760/komitmen-app-sinar-mas-tanam-bahan-baku-produksi
http://www.beritasatu.com/ekonomi/381870-app-borong-penghargaan-lingkungan-hidup.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, komentar yang berbau sara akan saya hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.